}



Canho Pasirua 
Pianis Cilik Indonesia


Ketika belum genap berumur tiga tahun Yohanes De Capestrano Jambru Pasirua menangis sambil mengguling-gulingkan badannya di tengah pasar karena permintaannya tidak dipenuhi ibunya.

Canho demikian nama panggilannya, sangat ingin memiliki harmonika mainan. Sang ibunda akhirnya memenuhi permintaan anaknya hanya agar dia segera berhenti menangis.

Harmonika mainan itu menjadi sahabat akrab anak balita tersebut di rumah setiap hari.

Tidak hanya itu, anak tersebut akan dengan sangat serius menyaksikan acara musik yang sedang diyangkan di televisi.

Bahkan matanya tampak melotot dan berdiri sangat dekat dengan layar televisi bila melihat pemain piano atau keyboard sedang beraksi.

Kemudian anak ini harus menempuh ke sebuah kota lain, yang berjarak 140 kilometer dari kota kelahirannya, agar bisa bermain piano. Hal itu karena di kotanya, tidak ada piano.

Pada Rabu (29/6/2016), Canho menggebrak Jakarta. ia mempertontonkan kebolehannya dalam memainkan komposisi karya para pemusik klasik dunia di Musro, Hotel Borobudur, Jakarta.

Jalan Canho untuk ikut berlaga di pentas dunia makin terbuka lebar meski sang bunda, Ermelinda Ndiki, sudah hampir kehilangan daya.

Sebelumnya Ermelinda sudah dua kali ke Jakarta untuk mengurusi keberangkatan anaknya ke AS namun sebanyak itu pula dia gagal.

Dari Ende, Flores, Ermelinda dan putranya Canho hanya berbekal uang yang sangat jauh dari yang dibutuhkan. Dua kali mengurusi visa namun dua kali pula gagal.

Kemudian, Canho dan ibunya dipertemukan dengan Komisari Jenderal (Purn) Gories Mere, tokoh NTT di Jakarta. Yang dalam waktu singkat diputuskan untuk diadakan konser penggalangan dana. Gories pula yang membantu untuk kelancaran pengurusan visa bagi Canho dan ibunya.

“Ini di luar dugaan saya. Saya malu bolak-balik ke Jakarta sudah dua kali tapi tidak bisa dapat visa. Terima kasih kepada Pak Gories,” tutur Ermelinda.

Canho Pasirua lahir di Ende, Flores, 2 November 2004 dari pasangan Kristoforus Jambru dan Ermelinda Ndiki.

Awal belajar musik sejak umur tiga tahun (2007) di bawah bimbingan sang ayah sendiri.

Pada usia empat tahun, Canho mengikuti kursus musik di Affrettando Music Course, Ende (2009).

Kursus yang sama dilakoni juga di tahun 2010 dan 2012. Saat usia 10 tahun, Canho menggelar konser solo piano di beberapa kota di Flores.

Akhir Desember 2015, Canho mengikuti audisi kejuaraan dunia seni pertunjukan yang digelar WCOPA Indonesia.

Pada 24 Februari 2016, WCOPA Indonesia menyatakan Canho lolos audisi untuk musik instrumental (piano) dan berhak mengikuti World Championship of Performing Arts 2016 di Long Beach, California.
 
(Sumber: kompas.com)